JATIM MEMANGGIL - Air Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro meluap di pemukiman warga hingga area persawahan. Hal tersebut di karenakan Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro berstatus siaga merah (3).
Dari luapan tersebut, menyebabkan 18 Desa di Kabupaten Bojonegoro terendam banjir luapan dari sungai terpanjang di Pulau Jawa itu.
Baca juga: Pembukaan Festival Geopark Bojonegoro 2025 dan Jambore Taruna Budaya Digelar di Kayangan Api
Berdasarkan data yang dihimpun dari BPBD Kabupaten Bojonegoro, status TMA di Kabupaten Bojonegoro pada pukul 21.00 WIB berstatus siaga merah, dengan ketinggian mencapai 14.61 meter peilschaal
Dampak dari luapan tersebut, merendam jalanan, fasilitas umum, persawahan, hingga perumahan warga. Dengan ketinggian rata-rata mencapai 50 hingga 60 centimeter, atau sepaha orang dewasa.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Bojonegoro, Laela Noer Aeny mengungkapkan, dampak dari luapan Sungai Bengawan Solo kini merendam enam kecamatan dan 18 desa di Kabupaten Bojonegoro.
Baca juga: Menjaga Warisan di Bibir Laut: Saat Ketupat, Doa, dan Laut Menyatukan Warga Gesik Tuban
Yang terdampak (banjir) enam kecamatan, dan 18 desa, ungkap Ani sapaan karibnya.
Saat ini, pihaknya telah mendirikan tenda pengungsian di Desa Leran dan Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu. Sedangkan di Desa Ngulanan, Kecamatan Dander pihaknya memberikan bantuan berupa terpal
Baca juga: Staf Kejari Tuban Bersyukur, Penyakit Tukak Lambung Ayahnya Dijamin Tuntas JKN
Pihaknya mengimbau, agar masyarakat di sekitar bantaran Bengawan Solo tetap waspada. Karena sesuai perkiraan cuaca dari BMKG, curah hujan masih tinggi hingga bulan April mendatang.
Cuaca extreme diprediksi akan terjadi hingga bulan april mendatang. Sehingga masyarakat kami minta untuk tetap waspada, pungkasnya.
Editor : Khusni Mubarok