Demo Mahasiswa Ricuh, Alumni PMII Tuban Dorong Usut Tuntas Tindakan Brutal Polisi

Advertisement

JATIM MEMANGGIL – Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Tuban, mengutuk dan mengecam tindakan brutal yang diduga dilakukan oknum anggota kepolisian ketika melakukan pengamanan aksi demo mahasiswa di depan gedung dewan, pada Rabu (16/8/2023).

Alumni PMII Tuban ini juga mendorong Kapolres Tuban AKBP Suryono, untuk mengusut tuntas kejadian tersebut. Hal tersebut disampaikan para pengurus IKA PMII Tuban dan mahasiswa PMII Tuban ketika mendatangi mapolres setempat, Kamis (17/8/2013).

“Yang pasti kami meminta agar Kapolres Tuban sesegera mungkin melakukan tindakan tegas atas kejadian yang menimpa adik-adik kami ketika melakukan aksi demonstrasi,” jelas Ketua PC IKA PMII Tuban, Khoirul Huda.

IKA PMII Tuban memastikan ada pelanggaran prosedur dalam pengamanan unjuk rasa yang dinilai tidak sesuai dengan Peraturan Kapolri No. 16 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengendalian Massa (Protap Dalmas).

Alasannya, ia menjelaskan saat anggota melalukan pengamanan aksi demonstrasi yang dilakukan PC PMII Tuban diwarnai dugaan tindakan kekerasan dan pelecehan seksual yang menimpa salah satu kader perempuan.

“Saat ini, IKA PMII Tuban sudah membentuk tim pencari fakta yang bertugas memperdalam insiden ini,” ungkap Huda panggilan akrabnya.

Menurutnya, dari bukti sementara yang didapat, beberapa oknum petugas kepolisian terbukti melakukan pelanggaran prosedur keamanan unjuk rasa dengan melakukan tindakan kekerasan seperti menyeret, memukul, membanting, dan ada dugaan pelecehan seksual.

“Semestinya yang melakukan penanganan kepada perempuan saat melakukan aksi unjuk rasa adalah Polwan bukan petugas laki-laki. Inilah yang menjadi salah satu kemarahan kami,” tambah Huda.

Selain membentuk tim pencari fakta, IKA PMII Tuban juga sudah menyiapkan kuasa hukum yang akan menangani dan mengusut tuntas kasus ini. Untuk itu dia berharap agar Kapolres Tuban benar-benar melakukan tindakan tegas dan terbuka kepada anak buahnya yang terbukti melakukan pelanggaran.

“Kita telah mendapatkan dukungan dari pengurus IKA PMII dan PC PMII dari seluruh Indonesia. Mereka berharap preseden buruk ini tidak terjadi lagi dan menjadi momok menakutkan bagi mahasiswa yang ingin menyampaikan pendapatnya,” jelasnya.

Saat mendatangi Polres Tuban, puluhan kader IKA PMII Tuban tidak bisa bertemu langsung dengan Kapolres Tuban, AKBP Suryono. Dimana, Kapolres disebut sedang ada agenda rangkaian peringatan hari kemerdekaan.

Lalu para mantan aktivis mahasiswa yang sekarang bekerja lintas profesi ini ditemui Wakapolres Tuban, Kompol Palma Fitria Pahlevi didampingi Kabag Ops, Kompol Sugimat, dan Kasat Intel Polres Tuban, IPTU Fahru Rozikin di Gedung Serbaguna mapolres setempat.

Kepada IKA PMII Tuban, Wakapolres Tuban menyebut akan melakukan pemeriksaan dan melaporkan hal ini kepada Kapolres Tuban. Selanjutnya dia menyebut akan memberitahukan hasilnya kepada keluarga besar PMII Tuban meski belum berani memastikan kapan hal ini akan dilakukan.

“Hasilnya nanti kita sampaikan,” ungkap Wakapolres Tuban dihadapan anggota keluarga besar IKA PMII dan PMII Tuban.

Sebatas diketahui, puluhan mahasiswa dari PMII Tuban menggelar aksi demo di depan kantor Pemkab dan DPRD Tuban, Rabu (16/8/2023).

Mereka menyampaikan aspirasi berupa kritik dan ketidakpuasan atas kinerja Bupati Aditya Halindra Faridzky dalam menangani masalah kemiskinan, stunting, pendidikan, dan lainnya.

Tak hanya itu, aktivis mahasiswa itu juga membawa baliho berwarna merah terdapat gambar foto bupati dengan mata diblok hitam sambil diberi tulisan “Raport merah bupati Tuban”.

Disana, massa aksi kecewa karena tidak kunjung ditemui oleh Bupati Aditya Halindra Faridzky. Lalu puluhan mahasiswa bergeser ke gedung dewan karena mendapat kabar bahwa bupati sedang mengikuti sidang paripurna di DPRD Tuban.

Para mahasiswa terlibat aksi saling dorong dengan aparat keamanan ketika menyampaikan aspirasi di depan pintu masuk kantor dewan. Lalu, situasi kian memanas antara mahasiswa dengan pihak keamanan lantaran bupati tidak kunjung menemui massa aksi usai sidang paripurna.

Lebih lanjut, kericuhan demo mahasiswa tak bisa dihindarkan, dan anggota kepolisian diduga melalukan kekerasan terhadap sejumlah kader PMII Tuban. Akibatnya, tiga mahasiswa yang ikut demonstrasi itu mengalami luka-luka lantaran diduga dipukul hingga diseret anggota kepolisian.

Termasuk, satu kader perempuan diduga menjadi korban pelecehan seksual dalam peristiwa tersebut. Hingga situasi terkendali, bupati masih enggan menemui mahasiswa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *